Masa remaja kerap dihubungkan dengan saat di mana seorang remaja sibuk mencari identitas diri. Masa-masa di mana seorang anak menjalin hubungan lebih intens dengan teman sebaya hingga tak jarang menjadi terwarnai dengan bimbingan yang telah didapatkan dalam keluarga selama ini.
Kenakalan remaja bentuknya bisa dari hal kecil yang dekat dengan kesehariannya hingga terjadi dalam skala besar dan berhubungan dengan hukum. Apapun itu bentuknya, tentu adalah hal yang tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun.
Cara Mencegah Kenakalan Remaja
Ternyata, ada, lo, cara-cara yang bisa diadaptasi dalam rangka ikhtiar dalam menghindari agar kenakalan remaja tidak telanjur terjadi. Berikut tipnya.
Menanamkan Nilai Baik Sejak Dini
Nah, sobat, cara yang pertama tetap berhubungan dengan akar kuar yang layaknya dibangun pertama kali. Itu adalah bekal efektif yang sangat berpengaruh pada kehidupan anak kelak.
Perkembangan karakter anak perlu diperhatikan sejak awal sekali. Bagaimana ia bersikap dengan teman sebaya. Bagaimana sopan santun yang tercipta dengan yang lebih tua.
Memperhatikan karakter anak bisa jadi sedikit terabaikan karena fokus lebih besar pada perkembangan nilai akademik. Hal ini bisa jadi pembelajaran bersama bahwa segala sesuatu ada sebab musababnya.
Jika berharap hasil yang baik di hari kemudian, tentu harus membangun sebab yang baik pula sejak awal pendidikan karakter seharusnya dimulai.
Berikan Pengetahuan Secara Langsung atau Tidak Langsung tentang Dampak
Bila anak melakukan kenakalan, membentak dan memberikan hukuman secara fisik ternyata bukan tindakan terbaik. Justru hal ini bisa membuat anak semakin menjauh dari orang tua. Bila hal ini terjadi, ke depannya orang tua akan sulit ketika memasukkan perilaku ‘yang seharusnya’ dilakukan anak.
Mengajak anak berdiskusi perlahan tentang kronologi kenakalan yang ia lakukan. Mencari tahu awal anak harus melakukan tindakan tersebut adalah penting untuk dilakukan. Setelah itu biarkan anak menanggung dampak terhadap tindakan tersebut.
Kita tentu bisa menilai apakah tindakan kenakalan yang anak lakukan sudah berada di tahap mana. Membiarkan anak menanggung konsekuensi dari kenakalan yang ia lakukan bukanlah tindakan pembiaran. Sebagai orang tua, sobat tetap bersama dengan sang buah hati. Membersamai anak dalam pembelajaran hidup yang harus ia terima sebagai efek dari kenakalan.
Menjaga Komunikasi agar Tak Salah Arti
Kesibukan yang terus terjadi seakan tak henti meminta perhatian. Usia anak yang mulai beranjak remaja membutuhkan bimbingan untuk menjalani hari-hari yang tak sama dengan saat usia kanak. Sebagai orang tua, masa ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Ada dampak lingkungan kurang baik yang bisa jadi membawa anak ke arah yang tidak diinginkan.
Membuat waktu terbaik di dalam kesibukan adalah cara terbaik. Jangan pernah menganggap ada sela-sela waktu untuk hal berkomunikasi dengan anak. Karena sela-sela waktu itu sangat sempit dan bisa jadi akan terabaikan kesibukan. Hal ini berbeda jika kita memang berniat mengambil waktu khusus.
Komunikasi yang dapat dikelola dengan baik akan membuat anak mendapatkan tempat mencurahkan hal yang ia alami. Ia akan mendapatkan sosok teman di saat suka dan duka. Saat-saat itu adalah hal yang tepat pula untuk memasukkan karakter baik secara tersirat. Membiarkan anak meng-iya-kan nasihat yang kita berikan setelah dihubungkan dengan curhatan yang ia ceritakan.
Kegiatan Positif Menjadi Benteng Efektif
Saat anak mendapatkan teman yang sefrekuensi dengan dirinya tentu ia merasa sangat senang. Orang tua tetap memberikan dukungan semangat dari rumah dan teman di organisasi juga turut mendukung apa yang anak ingin capai. Ini adalah kombinasi ampuh agar anak tetap berada di jalur yang benar.
Kegiatan positif tersebut bisa jadi berhubungan dengan mata pelajaran yang ia sukai, aktivitas hobi, olahraga dan agama. Apapun organisasi itu selagi dapat memberikan sesuatu yang menjadi cikal bakal karakter baik ke depannya, sebaiknya orang tua tetap mendukung. Dengan tetap memantau setiap kegiatan yang dilakukan anak, orang tua jadi bisa memastikan lingkungan seperti apa yang sedang membersamai anak sehingga bisa turut memberikan pandangan apakan organisasi tersebut layak untuk dipertahankan atau disudahi.
Sikap Tegas juga Diperlukan
Dalam beberapa hal bisa jadi anak melakukan kenakalan yang sudah tidak bisa ditolerir. Apalagi jika hal ini dilakukan dalam frekuensi berulang. Orang tua bisa melakukan tindakan tegas yang bisa membuat anak menyadari kesalahannya. Setelah membantu anak menemukan kesalahan tersebut, jangan abai untuk menunjukkan pada anak bagaimana cara agar kesalahan tersebut tidak terulang.
Tentu saja nasihat yang diberikan harus disampaikan dengan bahasa yang bisa dimengerti dan diterima anak. Jangan sampai juga anak merasa terhakimi sehingga ia akan patuh pada apa yang kita sampaikan sebagai konsekuensi kenakalan. Namun setelah itu ia tidak mau lagi berlaku kooperatif ke depannya.
Mengantisipasi kenakalan remaja sejak dini menjadi tanggung jawab masing-masing pribadi. Sebagai orangtua yang dalam 24 jamnya berhubungan dengan aktivitas keseharian remaja, sudah saatnya lebih memperhatikan situasi ini.
Memperlakukan anak sebagai sahabat sehingga anak tidak sungkan menyampaikan apa yang menjadi harapan dan cita-citanya, menceritakan hal-hal kurang menyenangkan yang ia terima, serta menjadi tempat ternyaman baginya dalam mencurahkan isi hati adalah modal awal yang baik.
Setelah anak merasa nyaman berada di samping kita, sungguh bukan hal sulit untuk menanamkan karakter baik atau memberikan pemahaman tentang perilaku kurang baik yang bisa jadi tercipta tanpa sengaja.
Siap menjadi orangtua era terkini dengan kemampuan antisipasi kenakalan remaja sejak dini? Yuk, share pengalaman seru sobat saat berhadapan dengan sang buah hati yang bisa menjadi bestie!
Referensi:
https://www.halodoc.com/artikel/ibu-ini-5-cara-jitu-untuk-mencegah-kenakalan-remaja
#TantanganBlogspedia
Be First to Post Comment !
Posting Komentar