Beri Aku Cerita yang Tak Biasa

Sabtu, 22 Oktober 2022
Bertahun yang lalu ketika saya baru saja memiliki niat menjadi penulis, sebuah cemoohan kerap terdengar.

Menulis hanya pekerjaan seorang pengkhayal!

Terus menerus seperti itu sehingga akhirnya saya benar-benar menjadi seorang pengkhayal! Menyaksikan tayangan televisi, membaca cerita di majalah anak sampai akhirnya bisa menghadirkan tulisan baru.

Itu hasil mengkhayal?

Tulisan hasil khayalan tersebut dimuat di media. Wah, laku, ya?

Nyatanya, saya sedih bukan kepalang dengan ucapan sang pengkhayal. Tersebab menulis dan mengirimkan naskah ke media bukanlah pekerjaan seorang pengkhayal. Bisa-bisa kena hujat pembaca!

Pernah mendapatkan respons pembaca terhadap tulisan yang sobat tulis? Saya pernah! Alhamdulillah, ada data yang akhirnya memberikan jawaban. Menulis dan menghadirkannya kepada pembaca bukan serta-merta hasil khayal! Ada riset di sana. Ada sebuah proses menemukan fakta di dalamnya.
Menemukan jawaban dari banyak tanya

Sebab terlambat mengetahui bahwa pada Jumat 07 Oktober 2022 telah dilaksanakan webinar menerbangkan adikarya nuswantara dalam Bingkai Cerita yang Tak Biasa. Namun saya sangat ingin menyaksikan rangkaian kegiatan yang menggugah ingin tahu mendalam. Tentang bagaimana bisa merangkai cerita yang terkesan berat karena berbalut budaya. Bisakah menyentuh pembaca?

Syukurlah, melalui perantara Uni Novarty saya bisa mengikuti rangkaian acara melalui video rekaman di YouTube IIDN.

Mba Widyanti Yuliandari selaku ketua komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis membawakan topik tentang Fiksi vs Nonfiksi

Topik inilah yang membuka mata saya bahwa dalam sebuah cerita fiksi ada proses kreatif pencarian data. Inilah riset. Sekalipun cerita mengalir dengan indah itu bukan berasal dari sebuah khayalan semata. Pembaca bijak ketika membaca karya kita.

Tip menulis fiksi dari Mba Widyanti


Tip yang diberikan Mba Wid, demikian beliau akrab disapa, tentu saja membuat saya manggut-manggut. Meskipun pernah dilakukan, namun sejak blog mulai diaktifkan kembali setelah hibernasi yang lumayan lama, sense fiksi saya terasa agak memudar.

Banyak membaca karya fiksi dari berbagai penulis yang baik


Untuk jenis tulisan apapun, kita memerlukan banyak input baik untuk output lebih baik.

Lepaskan ekspektasi


Jika kita terus menerus memupuk rasa ketakutan luar biasa dalam berkarya, bisakah menjadi sebuah adikarya?

Karya yang selesai itu jauh lebih baik dari karya yang sempurna. Bersedialah untuk tidak sempurna dan terus semangat belajar
Gunakan setting yang mudah dibayangkan

Jika setting sudah jelas terbayang tentu akan lebih mudah dituliskan dalam naskah.
Gunakan bantuan video, foto, rekaman suara, dan lain sebagainya

Alat bantu yang mumpuni akan memberikan banyak kemudahan dalam penulisan.
Jangan lupa meminta bantuan kepada Sang Maha

Sebagai umat beragama, meminta bantuan sang Pencipta dengan memperbaiki niat awal menulis adalah poin penting karena Dia-lah sang penentu segala.

Mitos penulisan fiksi dan fakta sebenarnya


Harus pintar mengkhayal


No! Butuh riset. Mengkhayal bisa ditambahkan untuk beberapa bagian, membuat hasil pencarian menyentuh hati pembaca. Jadi, bukan semata proses fantasi.

Hanya dapat ditulis oleh orang yang berbakat


No! Semua orang bisa menulis. Kemampuan karena ada kemauan, bukan?

Jenis tulisan yang sangat gampang dibuat


No! Tak ada proses yang gampang jika ingin hasil cerlang.

Selanjutnya, Bu e Kirana Kejora, pendiri Elang Nuswantara membawakan topik tentang Menerbangkan Adikarya Nuswantara dalam Bingkai Cerita yang Tak Biasa.

Sang writerpreneur yang telah berhasil dengan sejumlah novel dan film-film sukses layar kaca ini memberikan banyak pencerahan tentang budaya berbalut fiksi. Semangat sejak awal kehadirannya di layar zoom hingga akhir memberikan gambaran bahwa penulisan antologi ini tidak main-main.

Ada proses berdarah-darah di dalamnya

3 Cara kreatif menghadirkan buku kepada pembaca, cara yang mungkin terlupa


Resensi


Meresensi buku adalah sebuah upaya mempromosikan karya kepada lebih banyak pembaca. Mengulas secara singkat tentang isi buku. Mengambil sisi menarik lalu mengajak pembaca untuk membaca buku yang sama.

Webinar


Seperti webinar yang diselenggarakan, diberikan proses kreatif dalam penulisan buku. Memberikan pembaca bagaimana akhirnya cerita memukau itu berhasil dihadirkan. Tentu ada bagian-bagian pamungkas yang menjadikan cerita itu akhirnya dipilih penulis, bukan?

Sharing penulis


Bagian ini berupa sharing tipis-tipis tentang bagian cerita yang ditulis. Latar belakang bisa bergabung dengan penulisan hingga memberikan beberapa reward bagi pembeli, seperti hadiah menarik, free atau subsidi ongkir. Intinya dalam sharing penulis ini, masing-masing penulis dapat mengeluarkan jurus-jurus pemikat bagi keberhasilan penjualan buku.

Ketiga cara tersebut setidaknya dapat memberikan sedikit masukan bahwa kehadiran antologi yang ditulis 28 penulis ini bisa sampai ke lebih banyak pembaca di seluruh nuswantara.

Kami, para blogger juga memberikan liputan ini sebagai langkah seorang promotor yang ketika seseorang mengetikkan judul buku Beri Aku Cerita yang Tak Biasa ia akan menemukan pencerahan dan semakin yakin bahwa buku bersampul biru ini layak dibeli, dibaca dan segera dimiliki.

Sharing dengan penulis, Mba Rahmi Aziz


Berlatar belakang sebagai seorang dokter, nyatanya membuat Mba Rahmi tidak surut langkah dalam menulis fiksi. Beliau mengaku terus semangat belajar di kelas menulis.

Beliau mengangkat tentang budaya Mappasikarawa dalam perkawinan masyarakat Bugis. Pengertian budaya ini adalah menyentuh bagian yang ada pada diri mempelai wanita yang memiliki makna simbolik. Jadi, bukan serta merta sentuhan fisik, tetapi juga bagaimana menyentuh prinsip-prinsip pernikahan dengan sebuah kejujuran.

Mba Rahmi mengatakan sangat antusias ketika mengerjakan naskah in. Beliau sampai bertanya kepada beberapa kerabatnya yang sudah sepuh tentang bagaimana Mappasikarawa ini.

Salah satu tip dalam menyampaikan pesan budaya yang mungkin “berat” bagi sebagian pembaca menerimanya adalah dengan memasukkan unsur budaya dalam fiksi. Tentu saja harus ada pemantik berupa konflik agar pesan budaya bisa terbungkus apik.

Budaya bisa tenggelam bila bukan kita yang bahu-membahu menjaga bersama.

Bu dokter ini juga mengutarakan seperti dalam Mappasikarawa ada cepat-cepatan berdiri. Bagi yang cepat berdiri, akan menguasai rumah tangga. Wah, ternyata ini tidak seperti itu pesan awal yang ingin disampaikan.

Pergeseran nilai-nilai ini bisa diminimalisir dengan cara seperti ini, yaitu membalut pesan budaya dalam fiksi yang asik dinikmati.

Budaya diambang krisis modernisasi


Agar budaya tidak lekang, memang adalah sebuah tanggung jawab bersama menemukan cara jitu mempertahankannya. Saya pribadi menyambut bangga kehadiran buku ini. Penulis yang terhimpun di dalamnya tentu saja membawa budaya masing-masing yang bisa saling.

Saya pernah mengikuti suatu webinar, bahwa bisa jadi bukan minat baca masyarakat kita yang rendah, tetapi akses buku yang dibutuhkan tidak sampai kepada yang membutuhkan.

Pengalaman ketika membutuhkan buku yang membahas tentang budaya, saya tidak menemukannya di toko buku di dekat rumah, di perpustakaan daerah, bahkan di aplikasi baca online.

Akhirnya, melalui sebuah marketplace saya menemukan buku yang saya cari. Ini mengapa penting rasanya bahwa buku luar biasa berjudul Beri Aku Cerita yang Tak Biasa ini digaungkan lebih luas, diterbangkan lebih tinggi agar banyak yang terpapar.

Beri Aku Cerita yang Tak Biasa


Berisi kumpulan cerita pendek yang disajikan dengan apik oleh 28 penulis yang tergabung sebagai anggota IIDN dengan mentor yang luar biasa, Kirana Kejora.

Banyaknya nilai-nilai kehidupan yang mulai luntur tergerus zaman, diingatkan kembali dalam kalimat-kalimat indah, yang disampaikan dalam bentuk sosial budaya.

Setiap kisah yang ditulis, terasa hangat, sehingga sayang untuk dilewatkan.

BERI AKU CERITA YANG TAK BIASA
-Cinta bukan hanya sekadar, namun harus berujar memiliki pijar-

Antologi ini berisi kumpulan cerita budaya yang ditulis oleh:Kirana Kejora (mentor) & Hedy Rahadian
Widyanti Yuliandari
Fuatuttaqwiyah El-adiba
Fitria Rahma
Holy Gat Mellisa
Ariasetia
Pratiwi R. S.
Sri Rahayu
Avi Ramadhani
Rahmi C. Mangi
Julia Pasca
Anastasia S Wastuti
Discalusi Florentina
Ana Ruhana Salamah
Dawiah
Laili Rahmawati
Wiwi Haryanti Kusno
Irma Hardiani
Ika Damayanti
Istiati Jebres
Yokbet Taswa
Tyas Ary
Widyaningsih
Upi Jamil
Novarty
Annie Nugraha
Liza Kusuma Dewi
Agustina Purwantini

Miliki bukunya sekarang dan hubungi marketing atau penulisnya langsung!
Be First to Post Comment !
Posting Komentar

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9